PAMEKASAN – Tak pernah terhenti dan selalu berinovasi. Inilah yang dilakukan BPRS Sarana Prima Mandiri (SPM) dalam mengimplementasikan kegiatan ekonomi yang berlandaskan syariah.
SPM tidak hanya sekadar retorika semata. Ini ditunjukkan dengan diadakannya “gathering” antara BPRS SPM dengan jajaran Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jatim.
Acara ini diadakan di Hotel Front One Pamekasan pada 16 Agustus 2018 yang dihadiri oleh pimpinan Wilayah DMI Jawa Timur, pimpinan Daerah DMI Kabupaten Pamekasan, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pamekasan dan juga oleh Kepala Bagian Pengawasan Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan Regional 4 Jawa Timur yang sekaligus membuka acara tersebut.
Riyanto, direktur Utama BPRS Sarana Prima Mandiri dan sekaligus penggagas acara ini mengatakan bahwa tujuan diadakannya acara ini adalah sebagai bentuk keperdulian BPRS SPM terhadap positioning masjid.
Di mana saat ini dinilai bukan semata tempat ummat muslim melaksanakan ibadah shalat saja, tapi menurutnya masjid juga memiliki potensi lain untuk terlibat juga dalam pemberdayaan ekonomi jamaahnya dan atas dasar pemikiran itulah tema dari acara tersebut bertajuk “Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Syariah melalui Pengembangan Potensi Masjid&rdquo
Menurut Riyanto, masjid memiliki potensi yang cukup strategis dalam peranannya mengembangkan perekonomian ummat khususnya bagi jamaah yang ada disekitar wilayah masjid dan karenanya saat ini dan ke depan Pengurus Takmir Masjid harus memiliki visi untuk mengelola masjid dengan pola yang lebih profesional dan berbasis teknologi.
Pengurus Takmir Masjid harus punya program pemberdayaan yang bersifat produktif sehingga menjadi Masjid yang Mandiri, baik dari sisi program maupun finansiil sehingga dalam pengembangannya tidak semata tergantung kepada donatur (kotak amal).
Acara tersebut berlangsung akrab dan terjalin sikap saling terbuka antara BPRS SPM dengan para Pengurus Takmir Masjid dan ini merupakan langkah awal yang baik untuk memulai bekerjasama dan berkolaburasi yang menguntungkan bagi masing-masing pihak.
H. M. Hadori, pengurus Masjid Jamik Asy Syuhada Pamekasan, mengatakan sudah seharusnya masjid-masjid di Pamekasan bekerja sama dengan BPRS SPM sebagai satu-satunya Bank Syariah milik masyarakat Pamekasan.
Hadori menyambut baik ajakan Manajemen BPRS Sarana Prima Mandiri untuk lebih mendekatkan diri ke masjid serta bekerjasama dan saling menguntungkan sehingga potensi yang ada di masjid dapat dioptimalkan.
Komitmen dan ajakan kerjasama dari BPRS SPM tersebut dituangkan dalam penandatanganan MOU antara BPRS SPM dengan DMI Pimpinan Daerah Kabupaten Pamekasan yang disaksikan oleh 50 orang Pengurus Takmir dari 50 masjid yang ada di wilayah Kota Kabupaten Pamekasan.
Sementara, Riyanto, mengatakan acara ini merupakan pilot project dari kolaborasi perbankan syariah dengan pengurus masjid. Diharapkan MOU yang sudah ditandatangani tersebut bisa segera disosialisasikan kepada seluruh pengurus Takmir Masjid yang ada di Pamekasan.
“Tentunya pelaksanaannya akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kondisi yang ada,” kata Riyanto.
Ketua OJK Regional 4 Jawa Timur, Refrizal selaku Kepala Bagian Pengawasan Perbankan Syariah menyampaikan sangat mengappresiasi acara kebersamaan yang digagas oleh BPRS SPM ini dan berharap untuk terus ditindaklanjuti dan dikembangkan untuk masa yang akan datang juga berharap bisa dicontoh oleh BPRS lainnya yang ada di Jawa Timur.
Dalam kesempatan itu pula OJK Regional 4 Jawa Timur membagikan Buku Kumpulan Khotbah “Bisnis dan Keuangan Syariah” yang diterbitkan oleh OJK R4 Jawa Timur. (*)
©https://www.timesindonesia.co.id/read/180901/20180822/215218/bprs-spm-gandeng-masjid-indonesia-implementasikan-ekonomi-syariah/
Keren ini, tak hanya menghidupkan masjid dengan sholat berjamaah, lebih dari itu membangun ekonomi kerakyatan berbasis syariah bagi para DKM